MAYAT DI KERETA API ODONG-ODONG
DEAD BODY IN THE ECONOMY CLASS TRAIN
Tahun 2007, adalah tahun yang benar-benar gila! Aku mengalami banyak sekali pengalaman yang tidak menyenangkan dalam petualangan hidup. Salah satunya, terjadi pada saat perjalanan pulang dari Cicalengka menuju Cikampek. Karena saat itu aku tidak punya uang, naik kereta api dengan model "odong-odong" dalam kelas ekonomi adalah jalan yang paling bijak. Itu juga tidak membayar, karena harus melakukan adegan kucing-kucingan bersama kondektur yang kadang sadis.
In 2007, is the craziest year i had! A lot of unpleasant experiences just went into my life. One of them occurred on the way back from Cicalengka towards the small city, Cikampek. At that time, i did not have the money, so i must take the train in economy class (called "Odong-Odong") for my wisest path. It also does not pay, because i have to do play hide and seek game scenes, with the sadistic conductor. hehehe...
Tidak bisa dilupakan kala itu. Setelah berjam-jam menunggu kedatangan kereta tersebut dari stasiun Kiara Condong (Bandung) yang banyak bancinya, aku dan temanku yang bernama Subhan pun akhirnya ikut naik kereta api yang jalan pada malam hari itu. Suasananya sesak, berdempet-dempetan, bau, dan panas sekali. Aku yang sudah tidak punya pilihan, tentu sudah mempunyai lokasi favorit. WC gerbong, adalah pilihan utamaku. Rata-rata keadaan WC dari setiap kereta argo ekonomi memang sudah tidak bisa dipakai. Tidak ada air, tapi cukup untuk menyembunyikan manusia yang mencoba kabur dari kondektur dengan keuangan yang sangat miris.
This is an unforgetable story! After hours of waiting for the arrival of the train in Kiara Condong Station (Bandung) - there's the shemale hookers everywhere. Me and my friend named Subhan finally ride at night. The atmosphere is claustrophobic, huddle, odor, and very hot like hell! I don't have a choice, besides already have a favorite location. The Toilet is can not be used because no more water in there, but enough to hide a man who tried to escape from the conductor in the train.
Akhirya, di ruangan kecil yang gelap (karena lampunya sudah putus) itulah pilihanku. Jangan tanya lagi baunya, keadaan di dalam itu tidak lebih baik dari sebuah peti mati, bahkan mungkin lebih parah lagi! Bau air kencing manusia, kadang-kadang kecoa ataupun serangga menjijikkan lainnya pun ikut merayap di kaki. Disitulah aku mendapatkan pengalaman ini. Karena setelah hampir setengah jam aku menikmati suasana yang bisa membuat muntah itu, kakiku tersenggol dengan sesuatu yang tersenyembunyi di dalamnya. Rasa penasaran pun muncul, aku menyalakan senter handphone untuk memeriksa...
Finally, in the small and dark toilet (the lights is totally broke), that's where i am. Don't ask the smell, the condition is worse than you stuck in the casket. You can smell the urine from the human pissed, sometimes cocroach and another grossy bugs is creeping over youre feet! In the place like that, i added my experiences! Because after nearly half an hour i enjoyed the atmosphere, my feet is bumped with something in it. I was curious, and light my cell phone flashlight to checked out...
Nah! Alangkah kagetnya perasaan, dan rasa takut mulai merayap di hati ini. Bagaimana tidak? Ternyata di ruangan gelap nan sempit WC gerbong itu senter handphoneku ternyata menyorot dan menyinari sebuah wajah manusia! Wajah seorang ibu berjilbab yang melotot kaku, pucat, ada sedikit percikan darah di bibirnya yang pasi! Berteriaklah aku di dalam kereta itu, tapi siapa yang akan mendengarkan? Suara sudah terlalu bising diluar, dan orang-orang yang ada disana juga tidak akan ambil peduli. Setelah aku cek denyut urat nadinya yang telah jongkok dengan sangat kaku itu... aku sadar, bahwa aku telah ditemani sebuah mayat di dalam WC gerbong ini!
Well! What a feeling of shock and fear began to creep in my heart. How not? In the dark and cramped toilet, my cell phone flashlight turns out a highlight and illuminate a human face! There was a woman's face, her eyes bulging stiff, pale, there was a little blood on his lips. I screamed on the train, but who will listen? Sound is too noisy outside, and there are people who will not care. After I check the pulse of her veins, Ii realized, that I had the company of a corpse in the toilet train!
Perasaan bingung, rasa takut berkecamuk seolah-olah ingin memakan hidup-hidup diri ini! Aku sudah tidak tahu sejauh mana kereta berjalan, tapi yang jelas... perlu lebih dari 2 jam lagi untuk mencapai stasiun Purwakarta, belum Cikampek! Apakah aku harus terus-terusan berdiam diri di dalam WC gerbong, tidak bertemu dengan masinis tapi ditemani oleh mayat seorang ibu berjilbab yang telah terjongkok kaku entah itu habis dibunuh atau sebab yang lain??? Aku coba menggoyang-goyangkan tubuh tersebut, mencari harapan kalau-kalau dia kembali dari kematiannya dan menyapa diri ini. Tapi percuma, ibu tersebut telah tiada... dan akulah yang menjadi saksi. Ada dua pilihan sekarang, aku keluar... untuk mengabarkan kepada yang lain dan ikut terlibat dalam persoalan yang sama sekali belum jelas aku ketahui, atau... diam saja di tempat, keluar dari dalam gerbong WC dan siap-siap mental untuk bertengkar dengan kondektur?
Feelings of confusion, fear raged as if to eat this self alive! I had no idea how far the train was rans, but clearly ... need more than 2 hours to reach the station Purwakarta, not yet Cikampek! Do I have to keep silent in the toilet train, did not meet with the conductor but was accompanied by a veiled corpse of a mother who has been killed or some other reasons??? I tried shaking the body, look for hope in case he came back from the death and greet my selves. But the mother surely was gone ... and i became a witness. There are two options now, I'm out ... to preach to others and get involved in the issue that i don't know, or ... silent in place, out of the toilet train and mentally ready to fight with conductor?
Tentu saja kemungkinan yang pertama tidak akan aku ambil. Aku tidak punya siapa-siapa di tanah Pasundan, hanya temanku Subhan-lah yang selalu menemani. Terus terang saat ini, aku sedang mencoba kabur dari kehidupan yang sudah ada tetapi jauh lebih layak dari yang sekarang kuhadapi. Sudah 2 bulan aku memulai petualangan dengan berbekal sebuah tas ransel butut yang berisi sepasang baju, celana, dalaman, untuk berganti. Tidak lucu, kalau menjadi pahlawan kesiangan... kemudian berakhir di kantor polisi, dan dijadikan saksi, atau malah tersangka awal dari kejadian ini. Jadi, akhirnya aku memilih untuk diam saja. Tidak berbicara kepada siapapun (termasuk Subhan) dan keluar dari WC gerbong seolah-olah tiada satu hal pun yang terjadi.
Of course the first possibility that I will not take. I do not have anyone on the Pasundan, Subhan was the one who always accompany. Frankly this moment, I'm trying to escape from my existing life which much more feasible than the current time. It's been 2 months I started my adventure. Armed with a battered backpack that contains a pair of shirts, pants, for a change. Not funny, if i want becomes hero ... then end up at the police station, as witnesses, or even earlier suspects with this incident. So, finally I chose to not say anything. Do not talk to anyone (including Subhan) and out of the toilet train, pretend to nothing happened.
Kehidupan yang kujalani saat itu sangat keras, kawan. Sesosok mayat manusia yang sudah tidak bernyawa lagi itu pun tidak bisa menjadi tolak ukur bahwa itulah hal yang paling luar biasa kualami. Aku mencoba tidak peduli, dan tidak mau mengingat lagi kejadian tersebut. Tetapi kadang-kadang, hingga saat detik aku menulis, ada saja terlintas penampakan sosok ibu yang naas itu. Sehingga, aku ingin tuliskan kembali pengalaman yang tragis ini... sekaligus meminta maaf kepada sang ibu, yang jelas mudah-mudahan mayatnya ditemukan orang lain dan diurus dengan lebih layak sesudah diriku. Amin....
The life that i lead was so hard, man! Human corpse it could not be a benchmark that is the most incredible thing I've had. I tried not to care, and do not want to recall the incident. But sometimes, until I wrote this, there just comes appearances figure of fateful mother. So, I want to rewrite this tragic experience ... at the same time, i want to apologize for that mam, which hopefully his body was found and taken care by someone else, who's more worthy after myself. Amin ....
Note : sorry if my english mess. I just try to share stories and experiences with you. with the limitations I have. :-)
0 komentar:
Posting Komentar