Minggu, 20 Juli 2014

PUTRI SALJU DAN APEL KEMATIAN

Orang yang dirumorkan itu biasanya dipanggil “Putri Salju”. Seorang gadis cantik, menarik, essentrik, dan elastis (kebetulan mantan penari sirkus). Ia tinggal sendirian di desanya yang dikuasai oleh sebuah kerajaan dengan kepemimpinan seorang Ratu. Kecantikannya sangat memukau, mengilap, dan membuat orang tergila-gila. Pernah suatu kali ada seorang pedagang yang lewat di depan rumah Putri Salju. Lalu apa yang terjadi? Apakah dia pingsan? Langsung jatuh cinta? Sayangnya tidak. Pedagang tersebut berjalan dengan biasa saja. Ia cuma sekedar lewat di depan rumah dan segera berlalu. Kesibukannya dengan setoran yang belum sampai target membuatnya tidak sempat melihat gadis tersebut.

Waktu berjalan dari hari ke hari. Rumor tentang kecantikan sang Putri Salju tersebar dimana-mana. Mulai dari di rumah-rumah makan, pasar, hingga pekuburan, dan tempat-tempat bunuh diri yang terkenal. Pihak istana yang memang dipimpin oleh Sang Ratu pun ikut mendengar orang berceloteh di sana-sini (termasuk bocoran berita siapa yang terpilih sebagai Indonesian Idol tahun 2014). Singkat cerita, akhirnya Sang Ratu akhirnya penasaran. Terlintas di benaknya… apakah ia masih menjadi yang paling cantik di negeri tersebut.

“Cermiiin… cermiiiin…. Bicaralah padaku!”

Kata Ratu di depan cermin saktinya. Cermin pun menjawab :

“Wrong password, access is denied!”

Wajah Ratu sedikit cemberut. Ia lupa kalau sudah mengganti akun dan kata sandinya tadi pagi. Akhirnya untuk beberapa saat, Sang Ratu berkutak-katik di depan catatannya sebelum kemudian mengucapkan kata sandi dan password yang baru.

“Access Accepted! Now Loading…”

Kata cermin begitu sudah dimasukkan syarat yang benar. Sang Ratu tersenyum, setelah template terbuka, barulah ia bicara kembali.

“Wahai cermin… aku ingin tanya. Siapakah yang paling cantik di dunia?”

Inilah pertanyaan yang jawabannya sangat ditunggu-tunggu. Cermin menjawab :

“Paris Hilton dan Britney Spears, wahai yang mulia!”

Ratu kembali memberengut. Cermin tidak salah, ia harus mengganti pertanyaannya yang terlalu global itu.

“Baiklah cermin. Kalau begitu… siapa yang paling cantik di istana ini!?”

“Bip!”

Cermin memproses data. Lalu benda itu menjawab :

“Helena. Gadis pelayan yang baru.”

Lagi-lagi yang keluar adalah jawaban tidak memuaskan. Helena memang baru saja masuk istana, diperkerjakan selama satu minggu terakhir. Ratu tidak tahu kalau diam-diam Sang Cermin sering mengirimkan surel kepada gadis tersebut.

“Baiklah, baiklah. Kalau begitu, ini pertanyaanku yang terakhir. Siapakah yang paling cantik di Negeri ini?”

Ratu bertanya pada cermin sambil memegangi sebuah kapak. Ia siap menghajar benda itu kalau jawabannya ternyata salah lagi.

“Bip! Bip! Now loading… fatal error!”

Ternyata cermin tidak menjawab, terlalu ketakutan karena melihat ulah pemiliknya yang sudah mulai kalap. Tidak mendapat apa yang diinginkan, Sang Ratu akhirnya pergi. Ia terpaksa bertanya pada kepala pengawal, dan jawabannya adalah :

“Putri Salju wahai Ratu! Ialah orang tercantik di Negeri ini, dan seharusnya dibebaskan dari pajak!”

“DONG!!!”

Akhirnya Ratu tahu (bukan soal pajaknya). Tanpa perlu basa-basi, hati Sang Ratu menjadi sangat marah, iri, cemburu, emosi, hingga kepala pengawal tersebut langsung turun jabatan menjadi seorang tukang siram toilet. Kenapa sih tidak ada yang mengerti kalau ia benar-benar ingin menjadi yang paling cantik di negerinya sendiri? Lalu dengan perasaan yang hancur lebur, Ratu akhirnya kehilangan akal. Ia harus membunuh Putri Salju, dan Helena. Apapun alasannya!

Sore hari, seorang pemburu terkenal pun akhirnya dipanggil.

“Wahai pemburu! Aku inginkan kau supaya membunuh si Helena! Gadis pelayan yang baru!”

“Siap Ratu! Bagaimana dengan Putri Salju?”

“Dia biar aku yang urus! Sekarang, kau boleh pergi.”

Pemburu segera pergi dari hadapan Sang Ratu, tidak mau berlama-lama. Ia sudah menyiapkan berbagai macam akal licik, termasuk upaya menyamar sebagai seorang nenek tua… dan memberikan sebuah apel sihir. Nah, bagaimana kabar Helena? Apakah dia dibunuh oleh pemburu tadi? Ternyata tidak. Pemburu malah menyelamatkan gadis tersebut, karena ia terpukau dengan kecantikan yang amat sangat itu.

Keesokan harinya. Sang Ratu akhirnya menjalankan rencana untuk menjadi nenek sihir. Sedang Sang Pemburu tidak memberikan laporan. Ia sudah sibuk mempersiapkan segala keperluan untuk pernikahannya dengan Helena.

“Tok! Tok! Tok!!! Putri Salju…”

Seru Ratu yang menyamar dengan lirih. Pintu dibuka, ternyata yang keluar adalah seorang kakek-kakek. Ia mengatakan kalau Sang Ratu (dalam bentuk nenek-nenek) salah rumah. Putri Salju rumahnya ada di sebelah kiri, dengan sebuah poster besar bergambar John Cena. Kemudian akhirya nenek jejadian tersebut pun malu, dan memberikan sebuah apel sebagai tanda permintaan maaf. Setelah ia melangkah pergi, sang kakek akhirnya mati karena memakan buah tersebut.

“Tok! Tok! Tok!!! Putri Salju…”

Nenek (Sang Ratu) mengetok pintu rumah Putri Salju yang masih kredit. Akhirnya Putri Salju keluar. Ia langsung iba dengan kehadiran orang tua itu…

“Wah, nenek darimana? Nenek sakit? Tunggu disini sebentar.”

Nenek jadi-jadian pun bingung. Belum sempat ia berkata apa-apa, Putri Salju melangkah keluar.  Setelah beberapa menit berselang, barulah ia datang kembali sambil membawa puluhan tabib lengkap dengan alat-alat kesehatan, ambulance, dan tabung oksigen.

“Nek… nenek tidak boleh keluar di keadaan bersalju seperti ini. Tuh… pipi nenek sudah merah, baiklah. Tabib, bawa nenek ini pergi dan tolong diobati yah.”

“Baik Putri Salju, dengan senang hati.”

Diperlakukan seperti itu akhirnya Sang Nenek dalam samaran meronta-ronta tiada kendali. Jangankan Putri Salju memakan apelnya, ia bahkan tidak sempat berkata-kata apapun. Puluhan tabib tersebut memang sangat kuat. Percuma Ratu (alias nenek) melawan, ia langsung dipindahkan ke panti jompo di rumah sakit.

Setelah sang Ratu yang menyamar sebagai nenek pergi, Putri Salju sadar kalau ada sesuatu yang tertinggal. Sebuah apel besar berwarna merah dan tergolek dengan aroma yang menggiurkan. Itu adalah apel beracun yang lepas dari keranjangnya.

Putri Salju mengambil apel itu. Tampak mencurigakan, ada sesuatu yang lantas ia pikirkan.

“Wah, ini mungkin saja apel beracun yang kalau kumakan… bisa menyebabkan aku mati.”

Ternyata Putri Salju sadar akan fungsi dari buah tersebut. Lalu ia berkata lagi dengan senyum yang merekah.

“Aku Tahu! Aku harus makan apel ini… kemudian aku akan hidup kembali dengan ciuman dari seorang pangeran! Yes!!!”

Entah dongeng darimana yang ia dengar, tetapi nampaknya Putri Salju girang sekali. Ia merasa kalau ialah yang akan mengalami kejadian itu. Tidak sadar kalau kakek yang tinggal di sebelah rumahnya, sudah meninggal dengan kulit yang berwarna biru dan mulut yang berbuih.

“Krauk!”

Apel dimakan oleh Putri Salju dengan rakus. Detik berikutnya, ia seolah melayang… sulit bernafas. Meskipun ia meronta-ronta mencoba untuk mengembalikan kondisi. Percuma, dia memang akan segera mati. Tinggal menunggu seorang pangeran yang datang.

Besok harinya, kabar akan kematian Putri Salju terdengar kencang ke seluruh penjuru negeri. Banyak yang merasa sedih, kehilangan, tetapi ada juga beberapa orang yang menyambut kabarnya dengan rasa yang senang bukan main. Nyonya Beatrice yang tinggal beberapa rumah dari rumah Putri Salju sendiri segera mengadakan sebuah acara syukuran. “Akhirnya mati juga selingkuhan, suamiku!” gossipnya kepada semua orang.

Bagaimana dengan Sang Ratu? Seharusnya dia memang merasa senang. Tetapi masalahnya ia sudah tidak tinggal lagi di istana, dan istana menolak kedatangan wanita tersebut. Apa yang terjadi? Sederhana sekali. Pada saat dia sampai di panti jompo dan diantar oleh tabib, Sang Ratu lupa mantera sihir untuk mengembalikan kondisi fisik seperti sebelumnya.

Putri Salju  juga nampaknya salah dalam membuat keputusan. Ia mati meminum apel, dan Sang Pangeran yang ditunggu pun tidak juga datang. Beruntung jasadnya masih bisa diurus oleh 7 orang kurcaci yang kebetulan lewat pada saat mereka pulang dari kantor ke rumah masing-masing. Putri Salju dibawa, dan kemudian dimakamkan. Oh no…

Jadi sebagai akhir cerita… semuanya harus berakhir secara mengenaskan. Sekarang di negeri Putri Salju sendiri sudah tidak ada lagi wanita cantik. Yang ada hanya sekumpulan gadis-gadis muda gemuk dan obesitas, ditambah dengan jerawat yang besar seperti kacang di sekujur tubuh dan wajah masing-masing. Tidak ada yang akan menyangka kalau negeri mereka sendiri akan dikutuk menjadi seperti ini. Sudah Helena menikah dengan pemburu (mereka pindah ke negeri yang lain), Sang Ratu tertawan di panti jompo (untuk selamanya), dan Putri Salju sendiri pun meninggal karena Sang Pangeran malah membatalkan kunjungan.

Jadi, kemana sebenarnya pangeran sial itu? Ternyata dia tidak ingin pergi ke negeri Putri Salju, karena mendengar kalau Paris Hilton dan Britney Spears adalah wanita yang paling cantik di dunia! Pangeran mendapatkan informasi ini dari cermin ajaib yang telah pensiun begitu Sang Ratu menghilang. Ah Putri Salju, malangnya nasibmu. Sekarang, Pangeran sendiri telah bertemu dengan Britney dan Paris. Ia memutuskan untuk meninggalkan statusnya sebagai putera mahkota, lalu bekerja pada 2 wanita tersebut dengan menjadi seorang penari latar!



0 komentar:

Posting Komentar